Buat orang Indonesia umumnya (termasuk saya), kayaknya yang paling susah untuk diterapkan adalah speaking. Soalnya sulit untuk nemuin orang yang diajak bicara Inggris sehari-hari, lalu kita malu kalau grammar kita ancur atau tidak bener jadinya tidak dipraktikkan.
Postingan ini bukan strategi nerapin speaking sih tapi lebih gimana kalau sedang tes speaking IELTS. Diambil dari buku 101 Helpful Hints for IELTS dari Garry Adams & Terry Pack.
Untuk menghadapi IELTS disebukan dibuku ini kalau bukan hanya latihan yang diperlukan tapi juga strategi. Apa aja sih strategi speaking IELTS?
GENERAL
1. Be Prepared and Try to Relax
Tepat waktu dan jangan lupa membawa paspor untuk identifikasi. Penguji akan menanyakan pertanyaan yang telah terstandarisasi. Tes Speaking bersifat formal. Pada part 1 dan 2, penguji tidak dapat berbicara secara bebas. Penguji harus mengikuti daftar pertanyaan. Pada part 3, penguji dapat berbicara dengan pembatasan yang lebih sedikit.
Jangan khawatir jika pembicaraan direkam, karena untuk memastikan bahwa penguji telah melaksanakan wawancara dengan benar.
First Impression are Very Important
Kita harus menjawab pertanyaan dengan jawaban yang informatif dan menarik jika memungkinkan
Body Languange is also Important
Duduk dengan nyaman dan coba tunjukkan bahwa kita relax, tapi jangan terlalu relax.
2. Be Willing to Talk and Be Positive
Jangan menjawab secara singkat ya atau tidak dan menunggu pertanyaan berikutnya. Ingat kalau tes ini adalah kesempatan kita dalam berbicara. Kita sebaikya berbicara setidaknya 75%-80% dari waktu yang diberikan. Selain itu ambil kesempatan pada setiap pertanyaan untuk menunjukkan bahwa kita adalah orang yang menarik dan informatif.
Untuk menunjukkan diri kita di masa lalu, cara terbaik adalah terdengar positif tenang masa lalu, saat ini dan sekarang. Terkadang peserta umumnya berpikir bahwa diperlukan kejujuran. Namun demikian, ketika belajar di luar negeri, misalnya ketika berbicara tentang negara kita, tidaklah bijak kalau kita bilang negara kita tidak baik, walaupun jika kita percaya kalau itu memang fakta.