Setelah diklat prajabatan di bulan Maret dan dilanjutkan diklat matrikulasi, tinggal diklat pembentukan auditor yang harus dijalankan, kalau belum ikut diklat ini dibilang belum jadi auditor. Kalau diklat JFA (Jabatan Fungsional Auditor) tidak langsung tes seperti prajabatan, tapi jadwal tesnya menunggu beberapa bulan kemudian, dan kemungkinan tesnya di penempatan hiks hiks.
Alhamdulillah, diklatnya diadakan di kantor pusat, jadi tidak perlu repot packing, tidak perlu repot persiapannya dan yang paling penting bisa bolak-balik kantor rumah, jadi tetap bisa ketemu Fatih. Diklat 19 hari ini dibagi 4 gelombang, saya masuk gelombang kedua dari mulai besok (13 Agustus) sampai 3 September 2014. Yang dipelajarin kayaknya menarik bahasannya, tentang whistle blower system dan konflik kepentingan, kode etik dan standar audit intern, komunikasi audit intern, manajemen pemerintahan pusat - daerah, dan materi yang berhubungan dengan audit intern.
Hari pertama trial naik kereta karena kemarin luar biasa capeknya naik motor karena disana-sini banjir dari kantor di daerah pramuka butuh waktu 3 jam naik motor. Saat naik kereta hari ini berangkat jam setengah 6 dan baru dapat kereta jam setengah 7 karena kalah saingan dengan para senior. Sampai sana, teman bilang naik metromini 49. Ternyata harus jalan sekitar 5 - 10 menitan ke terminal dan metromininya muter dulu ke Cikini. 10 menit menjelang jam 8, sampailah di aula hosh hosh hosh. Mencoba berpikir ulang untuk naik kereta lagi, daripada telat.
Pembukaan dibuka oleh Bapak Kepala. Nama boleh singkat cuma 1 kata tapi gelar weleh weleh panjangnya, Prof.Dr, MBA, Ak., CA, QIA, CFrA. Dalam pidatonya, beliau mengingatkan tentang adanya pemerintahan baru dan BPKP berperan sebagai profesi auditor. Kebutuhan auditor di Indonesia masih jauh dari kebutuhan, baik jumlah maupun kualitas. Diklat pembentukan auditor ini untuk menghasilkan tenaga yang profesional. Profesional adalah kombinasi dari skill, knowledge dan attitude dan integritas melingkupi semuanya. Integritas dapat berarti "apa yang dipirkan harus sama dengan apa yang kita rasakan, apa yang diucapkan harus sama dengan apa yang kita laksanakan".
Pembukaan dibuka oleh Bapak Kepala. Nama boleh singkat cuma 1 kata tapi gelar weleh weleh panjangnya, Prof.Dr, MBA, Ak., CA, QIA, CFrA. Dalam pidatonya, beliau mengingatkan tentang adanya pemerintahan baru dan BPKP berperan sebagai profesi auditor. Kebutuhan auditor di Indonesia masih jauh dari kebutuhan, baik jumlah maupun kualitas. Diklat pembentukan auditor ini untuk menghasilkan tenaga yang profesional. Profesional adalah kombinasi dari skill, knowledge dan attitude dan integritas melingkupi semuanya. Integritas dapat berarti "apa yang dipirkan harus sama dengan apa yang kita rasakan, apa yang diucapkan harus sama dengan apa yang kita laksanakan".
Ayo hamasah Uwi untuk diklat ini, manajemen waktu harus jelas biar nggak rempong sendiri.
04 : Bangun, mandi, tahajud, siapin bekal, siapin sarapan suami,pumping
05.15: Jalan
----Sampai Kantor-----
07.00: Pumping 1
10.00: Pumping 2
12.30: Pumping 3
16.00: Pumping 4
17.00: Pulang
----Sampai Rumah------
19.00: Anterin Fatih ngaji
19.00-22.00: Main sama Fatih, siapin untuk besok kerja, siapin makan malam Papa
22.00: ngeblog
23.00: Istirahat
Semangat diklat Uwi ^.^
04 : Bangun, mandi, tahajud, siapin bekal, siapin sarapan suami,pumping
05.15: Jalan
----Sampai Kantor-----
07.00: Pumping 1
10.00: Pumping 2
12.30: Pumping 3
16.00: Pumping 4
17.00: Pulang
----Sampai Rumah------
19.00: Anterin Fatih ngaji
19.00-22.00: Main sama Fatih, siapin untuk besok kerja, siapin makan malam Papa
22.00: ngeblog
23.00: Istirahat
Semangat diklat Uwi ^.^
Selamat ya baru beres diklatnya.
ReplyDeleteboleh nanya2 tentang JF Auditor..tertarik jadi auditor tapi gimana caranya...saya kerjanya bukan di Inspektorat...
ReplyDelete