Setelah baca, rasanya: SAYA BANGET |
Judul : Don’t Worry to be a Mommy!
Penulis : dr. Meta Hanindita
Penerbit : Stiletto Book, September
2013
Halaman : 171
ISBN : 978-602-7572-18-8
ISBN : 978-602-7572-18-8
Harga : Rp 40.000
Alhamdulillah, saya baru
melahirkan dua bulan lalu. Harus banyak menambah ilmu tentang menjadi ‘ibu’. Ketika sedang browsing, berkunjunglah saya ke blog www.metahanindita.com, seru sekali isinya.
Postingan demi postingan saya baca dan ada postingan mengenai buku “Don’t
Worry to be Mommy!”. Wah sepertinya bukunya bagus dan tambah surprise setelah
tahu penulisnya adalah pemilik blog tersebut, dr Meta. Besoknya, langsung saja
saya pergi ke toko buku terdekat dan setelah baca buku ini, rasanya: saya banget…
REVIEWnya:
Buku ini bercerita tentang perjuangan penulis dalam menjalani masa kehamilan, melahirkan, menyusui dan membesarkan Nayara sang buah hati. Ketika membaca buku ini saya seperti flashback pengalaman pribadi saya sendiri. Misalnya perjuangan ketika hamil, penulis hingga mengalami kelainan jantung hormonal akibat kehamilan sampai mata rabun dan tekanan darah melonjak tinggi (yang tekanan darah tinggi sama seperti yang saya alami), setelah melahirkan banyak tamu yang datang silih berganti dengan komentarnya masing-masing yang terkadang membuat stres (sampai akhirnya saya membuat post ini), perjuangan mengumpulkan ASI Perah (tentang ASIP sedikit, alarm 2 jam sekali saya pun mengalaminya). Membaca buku ini seperti merasa ada pemberi semangat, teman seperjuangan dan merasa saya tidak sendiri
Buku ini bercerita tentang perjuangan penulis dalam menjalani masa kehamilan, melahirkan, menyusui dan membesarkan Nayara sang buah hati. Ketika membaca buku ini saya seperti flashback pengalaman pribadi saya sendiri. Misalnya perjuangan ketika hamil, penulis hingga mengalami kelainan jantung hormonal akibat kehamilan sampai mata rabun dan tekanan darah melonjak tinggi (yang tekanan darah tinggi sama seperti yang saya alami), setelah melahirkan banyak tamu yang datang silih berganti dengan komentarnya masing-masing yang terkadang membuat stres (sampai akhirnya saya membuat post ini), perjuangan mengumpulkan ASI Perah (tentang ASIP sedikit, alarm 2 jam sekali saya pun mengalaminya). Membaca buku ini seperti merasa ada pemberi semangat, teman seperjuangan dan merasa saya tidak sendiri
Freezer sewaan saya, 3 minggu sebelum cuti berakhir |
Selanjutnya, penulis menceritakan
tentang Mama (Bab 3). Ketika membaca bab ini saya juga lagi-lagi (ngikut-ngikut aja nih hehe) terkenang tentang
jasa Ibu saya sampai saat ini. Memang yah, ketika kita sudah menjadi seorang
ibu baru benar-benar bisa merasakan besarnya jasa ibu kita. Penulis juga
menjembatani perdebatan tentang ibu rumah tangga vs wanita karir. Bahwa apapun
pilihan kita, baik wanita karir maupun ibu rumah tangga adalah tetap seorang
ibu karena apapun jabatan kita, pekerjaan utamanya sebenarnya adalah seorang ibu
(hal 83). Jangan suka menjudge ibu lain (yang tidak melahirkan normal, memberikan sufor, tidak memakai clodi, menggunakan MPASI instan dll) bukan ibu yang baik karena semua ibu punya caranya sendiri dan alasannya masing-masing dalam membesarkan anak dan setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Pada bab terakhir penulis memberikan
tips apa yang harus dilakukan ketika anak sakit, mengenai diare, emergency
bag (saya pribadi baru ngeh tentang perlunya benda ini), alergi pada anak,
penyakit pada musim penghujan, kesalahan orang tua saat berobat dan bagaimana supaya aman
meninggalkan anak di rumah.
Kelebihan buku ini yakni banyak
diberikan tips seputar baby blues
syndrome, the power of pumping, growth spurt (terus-terusan nenen), nursing strike (anak menolak disusui), manfaat pijat
bayi, pemberian ASI ekslusif, MPASI, list perlengkapan bayi, hingga pemberian stimulasi pada bayi. Bahasa yang digunakan dalam buku ini ringan
dan mudah dicerna, mengalir namun tetap terasa emosi dari penulis.
Buku ini pun tambah menarik dengan adanya pengalaman penulis sebagai seorang dokter anak misalnya cerita akibat anak tidak imunisasi lengkap, tentang anak penderita kanker, tentang kelahiran yang tidak dikehendaki, tentang pasangan yang menunggu anak hingga 10 tahun setelah lahir ternyata anaknya didiagnosis terkena down syndrome (*mewek).
Buku ini pun tambah menarik dengan adanya pengalaman penulis sebagai seorang dokter anak misalnya cerita akibat anak tidak imunisasi lengkap, tentang anak penderita kanker, tentang kelahiran yang tidak dikehendaki, tentang pasangan yang menunggu anak hingga 10 tahun setelah lahir ternyata anaknya didiagnosis terkena down syndrome (*mewek).
Jika saya boleh saran (rasanya
tidak pantas sebenernya, nulis saja baru belajar hehe), bagaimana kalau sebaiknya tulisan pentingnya car seat dimasukkan dalam list keperluan bayi.
Bab 5 mengenai serunya jadi Ibu, saya rasa cocoknya untuk bab 3 setelah bab pemberian ASI supaya lebih
mengalir proses ceritanya. Masukan lain, perlu adanya tips buat ngecilin badan
nih kan pengen tahu saran bu dokter seperti apa hehe (siapa tahu nanti ada cetakan II, cetakan III dst..aminnnn)
Ayo belii.. |
Kesimpulannya buku ini cocok
sekali bagi para calon ibu dan ‘ibu baru’ (seperti saya) untuk dijadikan
pedoman. Nggak menyesal deh beli buku ini, suer dower deh.
Dan pada akhirnya, kita hanya bisa mengiyakan bahwa…motherhood is heart
work (dr Meta Hanindita)
Update: Horee jadi juara 1 review buku ini. Terima kasih Stiletto dan dr Meta ^.^
Update: Horee jadi juara 1 review buku ini. Terima kasih Stiletto dan dr Meta ^.^