"Aduhh.. sekarang panas
banget sih hawa diluar”
“Tambah gosong aja nih
kulitku.”
“Kok belang yaahh….”
Pasti
kata-kata itu pernah kita dengar atau mungkin malah kita sendiri yang mengucapkannya.
Indonesia yang merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis karena dilewati garis
khatulistiwa merupakan wilayah bersifat panas sehingga menyebabkan adanya dua
musim yakni hujan dan kemarau. Karena hanya terdiri dari dua iklim ini, maka matahari menyinari Indonesia
selama 12 jam perhari. Apalagi saat ini, sering kita merasakan cuaca siang hari
yang terasa panas menyengat. Membahas
tentang matahari dan hawa panasnya, ternyata efeknya bukan hanya kulit
yang menghitam tapi ada beberapa efek lainnya. Apa sajakah itu? Yuk kita tengok lebih lanjut..
EFEK TERPAPAR MATAHARI SECARA BERLEBIHAN
Matahari
bukannya bermanfaat ya untuk kita? Pasti kawan-kawan masih
ingat kan pelajaran dari Bapak dan Ibu guru kita waktu SD bahwa peranan matahari itu sangat
penting. Selain berguna untuk tumbuhan sebagai fotosintes. Bagi manusia, sinar matahari dapat menstimulasi produksi
Vitamin D dalam tubuh kita untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, mendorong
sistem kekebalan tubuh, dan bahkan membantu mencegah beberapa jenis kanker.
Hanya ketika kita terpapar terlalu banyak matahari sehingga kulit terancam berisiko. Hal ini karena sinar
matahari mengandung dua sinar ultraviolet berpotensi akan bahaya: UVA dan UVB.
Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnet dengan spektrum yang lengkap. Radiasi ultraviolet (UV) adalah bagian dari radiasi matahari. Radiasi ultraviolet memiliki panjang gelombang antara sinar X dan cahaya tampak, dan dinamai ultraviolet karena frekuensinya lebih tinggi dari pada sinar ungu (violet). Untuk mengukur seberapa bahaya radiasi ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi dapat diketahui dengan indeks UV. International Commision on Illumination mendefinisikan indeks UV sebagai perkalian antara intensitas pada panjang gelombang tertentu dengan bobot bahaya radiasi pada panjang gelombang tersebut.
Indeks UV Indonesia 29 Mei 2013. Sumber |