Tanggal 28 April 2011, aku ikut pelatihan di kantor, salah satu temanya tentang bahasa tubuh.Wah tema yang menarik pikirku, dan terbukti. Inti pelatihannya bagaimana kita mengidentifikasi bahasa tubuh seseorang ketika menginterogasi (namanya juga pelatihan auditor). Apakah orang tersebut bohong atau jujur. Cekidot:
Ketika diajak berbicara harus perhatikan mata narasumbernya, jika matanya ke arah kiri artinya sedang mengambil informasi, jika ke kanan hati-hati karena orang tersebut sedang meng “create” sesuatu alias bohong!! Di training itu juga ada simulasinya, ada peserta yang disuruh menceritakan sesuatu dan kalau kita semakin banyak jaga (berpura-pura) terbukti akan semakin banyak “bocornya”. Tapi ini tidak berlaku bagi para tikus-tikus berdasi alias koruptor, kenapa? Kata trainernya koruptor sudah beranggapan mereka melakukan hal yang biasa, nggak ada nurani lagi. Jadi, bahasa tubuhnya biasa aja. Wah, gaswat ini mah..
Dusta lebih dapat dideteksi ketika tidak ada penghalang. Maksudnya, tubuh kita suka mencari kompensasi yang tidak terlihat, misalnya tangan dimasukkan kantong atau dimasukkan baju. Ketika seseorang menginterogasi sebaiknya tidak ada penghalang antara interrogator dengan orang yang diinterogasi misalnya meja. Ada istilah ‘mata benteng’ yakni mengatur duduk lebih tinggi dan duduk secara simetris. Contohnya kaya gini:
Jika seseorang ga nyaman maka bisa timbul efek pinokio yakni hidung terasa lebih ‘mancung’ karena peningkatan mitomelamin, pembuluh darah membesar dan jadi merah.
Untuk mengetahui orang tersebut jujur atau tidak, dapat dilihat dari gerakannya, kalau rileks berarti jujur tapi kalo bohong tubuhnya akan terkunci. Maksudnya terkunci adalah ketika seseorang merasa terancam mereka akan melakukan proteksi diri secara otomatis, berusaha melindungi diri, ciri-cirinya:
Bahu naik
Mata tak mau menatap
Tangan terkunci
Kaki tertutup
Punggung tegap
Tapi jangan beranggapan orang yang tangan terkunci langsung dibilang bohong, bisa aja dia kedinginan. Jadi harus diingat menilainya ga boleh parsial. Hindari mengartikan 1 gerakan tunggal tanpa disetai konteks dan penilaian keseluruhan
inga..inga..tangan terkunci belum tentu bohong. hasa tubuh tidak dapat dimanipulasi. Bohong, elemennya ada tiga, yakni
Body gesture
Facial/microsignal
Kata yang diucapin: datar dan gemetar
Rinciannya:
Body Gesture:
8 tanda dusta pada body gesture:
menutupi mulut
menyentuh hidung
menggaruk hidung
menggosok mata
memegang telinga
menggaruk leher
menarik kerah baju
jari di mulut
Facial/microsignal:
Tanda lipitan mikro di dahi
Pupil mata mengecil atau berkontraksi
Salah satu alis atau sudur mulut terangkat (twitch)
Menolak memandang mata lawan bicara atau selalu membuang tatapan ke arah kana
Tatapan mata tak wajar seperti berulang kali berkedip atau justru berusaha meyakinkan dengan menatap mata lawan tanpa kedip
Mata Dominan
Dibahas juga masalah mata dominan. Jadi, salah satu dari mata kita ada yang dominan. Cara untuk mengetahui adalah misalnya kita tunjuk satu titik dengan telunjuk kita. Lalu, lihat tutup salah satu mata, jadi lihat melalui mata kanan saja atau mata kiri aja. Jika jari kita bergeser dari titik yang sudah ditentukan artinya mata yang sedang terbuka adalah yang lemah. Jika mata kanan kuat artinyamata kanan kuat artinya hangat, sosialisasi, tanpa pertimbangan, mudah bergaul. Jika mata kiri dominan: penuh pertimbangan, konvensional, hati-hati, kalkulatif. (tapi kok rasanya terbalik ya, interpretasinya ??). Bisa dilihat juga cirinya ketika difoto, mata yang dominan kelihatan terbuka sangat lebar ketika difoto. Contohnya foto Park Yong Ha ya:
Keliatan kan mana yang mata dominannya? Fungsinya jika kita ingin beri dorongan: gunakan mata dominan ke mata lemah lawan.
Ada beberapa arti bahasa tubuh yang lain:
Mulut: kalo dipegang-pegang, artinya jangan dibocorin
Ngelus telinga: kehilangan seseorang yang dia sayangi
Tiba-tiba tegak badannya: saya harus memegang kendali, siaga/waspada/depensif (bahasa pertahanan)
Perut: pegang perut, artinya laper (hehehe)
Jika ingin berlatih, sarannya yakni berlatih menginterpetasikan melalui TV tanpa dinyalakan volume suaranya
Terakhir, meski bahasa tubuh bersifat unverasal, namun interpretasinya bukanlah mutlak karena otak dan pikiran manusia bergerak sangat cepat.
(kisahuwi.wordpress.com)